Blog Archive

Teori Proses Terbentuknya Bumi dan Teori Perkembangan Bumi Lengkap

Teori Proses Terbentuknya Bumi dan Teori Perkembangan Bumi Lengkap - Update artikel baru kali ini Mtpelajaran.com akan membahas tentang teori proses terbentuknya bumi, teori perkembangan bumi lengkap. Proses terbentuknya bumi sekitar 250 juta tahun yang lalu dimana pada saat itu daratan tidak terpisah-pisah yang dinamakan sebagai Pangea.

Disaat 200 juta tahun yang lalu terbentuklah dua benua besar hasil dari  pecahan Pangea yaitu Laurasia dan Gondwana. Laurisia sekarang ini terdiri dari benua Amerika Utara, Asia Timur, Eropa dan sibagian dari Asia Tengah. Sedangkan Gondwana terdiri dari Afrika, Australia, Amerika Selatan, Indian, dan Asia bagian lainnya. Tak berlangsung lama, kemudian dua benua besar terpecah-pecah, hanyut, dan bertubrukan dengan bagian lainnya. Bumi terdiiri atas beberapa lapisan yang didalamnya terdapat bahan material pembentuk bumi dan seluruh kekayaan alam. Dalam bumi terdapat bentuk yang beragam mulai dari daratan, pegunungan, lautan, lembah, danau, perbukitan dan sebagainya. Bumi terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya sehingga proses terbentuknya bumi tidak lepas dari proses terbentuknya tata surya.

Teori proses terbentuknya bumi
Teori proses terbentuknya bumi

Proses Terbentuknya Bumi Secara Singkat

Bumi dahulunya adalah Debu dan gas. Kemudian Debu dan Gas tersebut terkena sinar matahari.Tibalah batuan,lama kelamaan suhu di tengah bumi semakin panas.Batuan tersebut meledak sangat dahsyat sehingga terbentuklah bumi.Bumi terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.Sebentuk membentuk lima benua,Bumi terdiri dari 1 Benua mahabesar yaitu Pangea,Kemudian terbentuklah Benua Laurasia di Utara dan Benua Godwana diselatan yang dipisahkan oleh Samudera Atlantik tengah. Setelah Itu terpecah beberapa benua yaitu Benua Laurasia menjadi Amerika Utara, Eropa, Asia dan Artik dan Benua Godwana menjadi Australia, Afrika, Amerika Selatan, India, Kepulauan Indonesia dan Kepulauan Pasifik sehingga terbentuk bumi sampai sekarang.

Teori Proses Terbentuknya Bumi

Dalam proses terbentuknya bumi tidak diketahui secara pasti tapi yang diketahui bahwa proses terbentuknya bumi tidak lepas dari proses terbentuknya tata surya yang menurut pendapat para ahli yang mengemukakan teori-teorinya proses terbentuknya tata surya yang merupakan juga proses terbentuknya bumi. Berikut ini adalah teori-teori proses terbentuknya bumi menurut para ahli:

1. Teori Nebula (Kabut)

Teori Nebula disebut jug dengan Teori Kabut Kant-Laplace yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Peiere De Laplace (1796). Teori ini menjelaskan bahwa di jagat rayat terdapat gas yang berkumpul menjadi kabut (nebula). Kabut tersebut berupa debu, es, dan gas yang sebagian besar unsur gas berupa hidrogen. Adanya gaya gravitasi membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan kemudian menyusut dan mengeras serta berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat karena pendinginan. Bagian yang terlepar tersebut kemudian membentuk planet-planet dalam tata surya.

Tahap-tahap terbentuknya bumi pada teori tebula adalah sebagai berikut:
    - Matahari dan planet-planet masih berbentuk gas, kabut yang pekat dan besar.
    - Kabut berputar dan memadat yang terjadi dipusat lingkaran karena gaya gravitasi
    - Kemudian terbentuk planet-planet dari materi-materi kecil pada saat bersamaan terbentuknya matahari yang lebih kecil dari matahari
    - Materi tersebut semakin membesar dan tumbuh melakukan gerakan teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk susunan keluarga matahar

2. Toeri Planetisimal

Teori Planetisimal dikemukakan oleh Forest Ray Multon seorang ahli astronomi dan bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, ahli geologi , pada awal abad ke -20. Teori ini mengatakan bahwa matahari terdiri dari gas yang bermassa besar dan  suatu ketika bintang melintas disamping matahari yang sangat dekat yang hampir terjadi tabrakan, Dekatnya bintang dan matahari terdapat pengaruh gaya gravitasi yang mengakibatkan tertariknya  gas dan materi ringan pada bagian tepi, dari besarnya gaya gravitasi sebagian materi terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang dan membentuk gumpalan-gumpalan akibat dari penyusupan, lalu terjadi pendinginan dan padat, terbentuklah planet-planet yang mengelilingi matahari.

3. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)

Teori pasang surut dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffereys pada tahun 1918. Teori ini menjeaskan bahwa terdapat suatu bintang besar yang mendekati matahari yang masih berbentuk gas, dari besarnya massa matahari dan besarnya massa bintang yang melaju membentuk sebuah tonjolan-tonjolan pada matahari  yang disebabkan gaya tarik bintang yang melaju. Semakin menjauhnya bintang melaju dengan matahari maka tonjolan-tonjolan tersebut berpisah dan membentuk sebuah gumpalan-gumpalan gas yang membeku dan terbentuklah plant-planet baru termasuk diantaranya bumi.

4. Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar dikemukakan oleh R.A. Lyttleton seorang ahli Astronomi. Menurutnya, bahwa teori ini berasal dari bintang kembar yang berkombinasi. Dimana salah satu bintang meledak sehingga bahan materialnya terlempar, dari besarnya gaya gravitas bintang yang tidak meledak membuat material yang terlempar kemudian akan tertarik dan mengelilingi matahari. Bintang yang tidak meledak disebut dengan matahari. Sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinya.

5. Teori Big Bang

Teori Big Bang berawal dari puluhan milyar tahun lalu yang awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada prosesnya lalu. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar serta bagian besarnya berkumpul di pusat dengan membentuk cakram raksasa dimana suatu saat terjadi ledakan dasyat dari gumpalan besar tersebut membentuk galaksi dan nebula-nebula, selama kurang lebih 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membuka dan membentuk galaksi bimasakti, selanjutnya membentuk sistam tata surya, Gumpalan yang terlempar keluar mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang dingin dan memadat. Kemudian gumpalan tersebut membentuk planet-planet, termasuk bumi.

Teori Big Bang banyak dipercaya oleh para ahli dan merupakan titik terakhir dari pencapaian titi terakhir ilmu pengetahuan tentang asal mausal alam semesta. Di dibuktikan bahwa Big Bang adalah jumlah heterogen dan helium sesuai dengan sisa peninggalan peristiwa big bang. Dimana jika alam semesta tidak memiliki permulaan maka unsur hidrogen telah habis sama sekali dan berupa menjadi helium.

Teori Perkembangan Bumi

Setelah terbentuknya planet, termasuk bumi, kemudian bumi berkembang yang diketahui terdapat beberapa teori-teori dalam perkembangan bumi. Berikut ini adalah teori-teori perkembangan bumi menurut para ahli:

1. Teori Kontraksi (Contraction Teory)

Teori yang dikemukakan oleh Descrates (1596-1650), yang mengatakan bahwa bumi semakin lama akan menyusut dan mengerut dari adanya pendinginan sehingga permukaan terdapat relief yang beragam seperti gunung, dataran, dan lembah.

Teori ini mendapat dukungan dari James Dana (1847- Elie de Baumant (1852), yang kedunya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut dan terbentuk pegunungan dan lembah-lembah.

2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Teory)

Awalnya bumi terdiri atas dua benua yaitu Laurasia yang berada di sekitar kutub utara dan Gondwana disekitar kutup selatan bumi. Kedua benua tersebut bergerak perlahan ke arah equator bumi yang pada akhirnya terpecah membentuk benua-benua kecil. Laurasia terpecah menjadi Amerika utara, Asia, Eropa. Sedangkan Gondwana terpecah menjadi Amerika selatan, Australia, dan Afrika. Teori Laurasia-Gondwana pertama kali diitemukan pada tahun 1884 oleh Edward Zeuss.

3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Teory)

Teori ini dikemukakan oleh Alfred Wegener tahun 1912 yang mengatakan bahwa awalnya bum terdapat satu benua yang disebut dengan pangea yang kemudian terpecah-pecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pcahan benua yang bergerak ke arah dan menuju ke equator. Teori ini didukung dengan bukti-bukti kesamaan garis afrika bagian barat dengan amerika selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.

4. Teori Konveksi (Convection Teory)

Teori yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H.Hess. Kemudian teori ini dikembangkan oleh Robert Diesz yang mengemukakan bahwa bumi masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi membawa sebuah materi yang berupa lava sampai ke permukaan bumi di mild oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut kemudian akan membeku dan membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.

5. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Teory)

Teory yang dikemukakan oleh Tozo Wilson yang berdasarkan teori lempeng tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada diatasnya lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada dibawah lempeng tektonik kulit bumi.

Demikianlah pembahasan tentang teori proses terbentuknya bumi dan teori perkembangan bumi lengkap. Semoga artikel diata bermanfaat buat kamu semua.
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+