Blog Archive

Sistem Saraf Pada Manusia Lengkap (Fungsi, Komponen, Bagian, Susunan, Gangguan)

Sistem Saraf Pada Manusia Lengkap (Fungsi, Komponen, Bagian, Susunan, Gangguan) - Update artikel baru kali ini Mtpelajaran.com akan membahas tentang sistem saraf pada manusia. Mempelajari sistem saraf pada manusia itu cukup kompleks. Kali ini akan dijelaskan tentang macam-macam sistem saraf, fungsi sistem saraf, komponen saraf, struktur bagian saraf, susunan saraf dan gangguan pada sistem saraf. Pengertian sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.

Sistem saraf manusia dibedakan menjadi sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar berfungsi mengatur semua aktivitas tubuh yang kita sadari, sedangkan saraf tak sadar mengatur aktivitas organ tubuh yang tidak kita sadari. Susunan saraf sadar terdiri atas saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Susunan saraf tepi terdiri atas 12 pasang serabut saraf otak dan 31 pasang serabut saraf dan sumsum tulang belakang. Susunan saraf tak sadar berfungsi mengatur aktivitas organ tubuh yang tidak kita sadari. Susunan saraf tak sadar dibedakan menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik.  Kita menerima rangsang dari luar tubuh melalui alat-alat indra. Pada alat-alat indra terdapat ujung saraf yang peka terhadap rangsangan tertentu, misalnya panas, dingin, cahaya, dan suara. Rangsang yang diterima oleh alat indra merambat di sepanjang sel saraf.

Gambar susunan sistem saraf pada manusia
Gambar susunan sistem saraf pada manusia

Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan. Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.

Fungsi Sistem Saraf Pada Manusia


Sistem saraf pada manusia mempunyai tiga fungsi utama yaitu:
1. Menerima impuls (rangsang) dari reseptor (indera)
2. Memproses impuls (rangsang) yang diterima (otak / sumsum tulang belakang)
3. Memberi respon (tanggapan) terhadap impuls yang diterima (otot dan kelenjar).

Komponen Saraf Pada Manusia


Komponen saraf pada manusia terdiri dari:
a. Reseptor, berfungsi sebagai penerima impuls (rangsang), yaitu indera (mata, hidung, kulit,    lidah, telinga).
b. Penghantar impuls (rangsang), berfungsi meneruskan impuls dari reseptor (indera) menuju ke efektor (otot / kelenjar),yaitu : saraf (neuron).
c. Efektor, berfungsi menanggapi rangsang yang telah diantar oleh penghantar rangsang (saraf), yaitu : otot dan kelenjar.

Struktur Bagian Saraf


Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.

1. Sel Saraf (Neuron)

Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:

Bagian sel saraf dan fungsinya
Gambar Bagian sel saraf dan fungsinya

- Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

- Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.

- Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).

- Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.

- Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.

- Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).

- Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.

- Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.

Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada 3 jenis sel saraf yaitu:

1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.

2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.

3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

2. Sel Glial

Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.   

Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang (sumsum spinal). Kedua organ itu dilindungi oleh selaput berupajaringan ikat yang disebut meninges. Sistem saraf pusat berfungsi sebagai pusat koordinasi dan semua aksi yang akan dilakukan oleh tubuh.

Apabila membran ini terkena infeksi, dapat terjadi radang yang disebut meningitis. Selaput otak (meninges) terdiri atas 3 lapisan, yaitu durameter, arachnoid, dan piameter:
    1. Durameter merupakan selaput terluar yang kuat dan bersatu melekat dengan tengkorak.
   2. Arachnoid merupakan lapisan tengah di antara selaput durameter dan piameter yang berbentuk mirip sarang laba-laba. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinal. Cairan ini berupa cairan limfa yang mengisi sela-sela membran arachnoid. Selaput arachnoid berfungsi sebagai bantalan yang melindungi otak dari kerusakan mekanik.
    3. Piameter merupakan lapisan paling dalam yang melekat ke permukaan sumsum dan sangat dekat dengan permukaan otak. Lapisan ini penuh dengan pembuluh-pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi memberi oksigen dan zat

Otak dan sumsum tulang belakang tersusun oleh tiga materi penting, yaitu badan sel sebagai pembentuk bagian materi kelabu, serabut-serabut saraf sebagai pembentuk bagian materi putih, dan sel-sel neuroglia yang merupakan jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf.

 1. Otak

Otak (ensefalon) adalah organ terbesar dan paling kompleks di antara seluruh sistem saraf. Volume rata-rata otak orang dewasa lebih kurang 1.350 mililiter. Otak terletak di dalam rongga kepala yang terlindung oleh tulang tengkorak (kranium), selaput otak (meninges), dan cairan serebrospinal. Otak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.

       1). Otak Depan     
Bagian utama dari otak depan (diensefalon) adalah otak besar (serebrum). Otak besar memiliki dua macam lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam (medulla). Lapisan luar otak terbentuk dari bahan atau substansi kelabu yang berisi badan sel. Lapisan dalam otak terbentuk dan substansi putih yang mengandung serabut-serabut saraf (dendrit dan akson) berselubung mielin. Jumlah neuron yang terdapat pada korteks otak besar diperkirakan lebih dari sepuluh miliar. Jumlah ini dapat meningkat bergantung pada banyaknya lipatan-lipatan yang terdapat di korteks otak tersebut. Diduga, makin banyak lipatan di otak besar, makin cerdas seseorang. Hal itu karena jumlah neuronnya juga makin banyak.

    Otak besar dibangun oleh dua belahan, yaitu belahan kanan yang melayani dan mengatur bagian tubuh sebelah kiri, dan belahan kiri yang melayani dan mengatur bagian tubuh sebelah kanan. Masing-masing belahan terbagi menjadi empat bidang yang disebut lobus. Keempat lobus itu ialah lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal, dan lobus oksipital. Lobus frontal bertugas memerintah gerakan otot sadar. Lobus parietal bertugas menafsirkan impuls dari  kulit berupa sentuhan dan suhu. Lobus temporal bertugas menafsirkan impuls dan hidung dan telinga. Lobus oksipital bertugas menganalisis masukan dan mata. 

    Budaya bangsa kita secara turun-temurun lebih banyak menggunakan anggota tubuh bagian kanan dari pada bagian kiri. Kondisi ini memengaruhi perkembangan otak secara turun-temurun sehingga otak belahan kiri yang mengatur.tubuh bagian kanan pada umumnya lebih berkembang.  Otak besar berfungsi sebagai pusat pengendalian semua kegiatan yang disadari, seperti berpikir, berbicara, melihat, bergerak, dan mendengar.

    Berat otak manusia kita-kira hanya 2% dari berat tubuh. Namun, fungsinya yang sangat besar memerlukan energi sangat banyak. Oleh karena itu, otak memerlukan oksigen yang banyak. Diperkirakan, otak menghabiskan 20% oksigen hasil respirasi pada saat tubuh sedang istirahat.

    Kesimpulan : Otak besar berfungsi sebagai pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari (berpikir melihat, berbicara, mendengar, dan bergerak).

             2) Otak Tengah       
Otak tengah (mesensefalon) pada manusia berukuran kecil dan tidak mencolok karena tidak mengalami perkembangan pesat seperti otak besar. Otak tengah terletak di antara otak besar dan otak kecil. Bagian terbesar otak tengah adalah lobus optikus yang berhubungan dengan gerak refleks mata. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls saraf antara otak depan dan otak belakang serta menyampaikan impuls saraf añtara otak depan dan mata. Selain itu, otak tengah juga berfungsi dalam menjaga keseimbangan.

             3) Otak Belakang          
Otak belakang terbagi menjadi dua bagian, yaitu otak kecil (serebellum) dan sumsum lanjutan (medula oblongata). Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Otak kecil berfungsi sebagai pusat keseimbangan gerak dan pusat koordinasi gerakan otot serta posisi tubuh. Seperti halnya otak besar, otak kecil juga terdiri atas dua belahan, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Belahan kiri dan belahan kanan otak’kecil dihubungkan dengan jembatan Varol. Jembatan Varol ini juga menghubungkan otak besar dan otak kecil. Otak kecil terdiri atas lapisan luar (korteks) yang berwama kelabu dan lapisan dalam yang berwarna putih.

            4) Sumsum Lanjutan                     
Sumsum lanjutan atau disebut juga sumsum penghubung (medula oblongata) yang terletak di depan otak kecil dan di bawah otak besar merupakan struktur penghubung otak dan sumsum tulang belakang. Bagian sumsum lanjutan yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang disebut pons. Sumsum lanjutan berfungsi untuk mengoordinasikan impuls-impuls saraf yang datang dan indra pengecap, peraba, dan pendengar.

    Pada sumsum lanjutan, terletak pusat pengaturan sistem pernapasan tubuh kita. Bagian tersebut bert ugas mengatur aktivitas otot pernapasan dan mengatur pertukaran gas dalam paru-paru. Selain itu, sumsum lanjutan juga berfungsi sebagai pengatur denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, bersin, batuk, dan bersendawa.

Kesimpulan :  Jembatan Varol berfungsi menghubungkan belahan otak kecil bagian kiri dan kanan. Otak kecil berfungsi sebagai pusat keseimbangan dan koordinasi gerakan otot serta posisi tubuh.

2. Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang disebut juga sumsum spinal (medula spinalis) merupakan kelanjutan dan medula oblongata. Sumsum ini terletak memanjang di dalam ruas-ruas tulang belakang, mulai dan ruas-ruas tulang leher hingga tulang pinggang kedua. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh meninges. Bagian tengah sumsum tulang belakang berisi cairan serebrospinal. Seperti halnya otak. sumsum tulang belakang mempunyai substansi kelabu dan substansi putih. Substansi kelabu pada sumsum tulang belakang terletak di bagian dalam. sedangkan substansi putih terletak di bagian luar. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang, substansi kelabu berbentuk seperti huruf H yang dikelilingi oleh substansi putih. Substansi putih tersusun atas serabut saraf (dendrit dan akson) yang dilapisi mielin, sedangkan substansi kelabu banyak mengandung badan sel dan neuron penghubung (interneuron). Sumsum tulang belakang berhubungan langsung dengan saraf sensorik dan saraf motorik. Oleh sebab itu, fungsi sumsum tulang belakang berhubungan dengan penghantaran impuls saraf dari kulit dan otot menuju ke otak, serta penghantaran impuls saraf dari otak menuju ke otot dan kelenjar. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat badan-badan sel saraf penghubung sehingga sumsum tulang belakang juga berfungsi sebagai pusat gerak refleks.

Kesimpulan :
Sistem saraf pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak terbagi menjadi otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Sistem saraf pusat berfungsi sebagai pusat koordinasi semua aksi yang dilakukan tubuh.

Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi disebut sistem saraf perifer. Sistem saraf tepi menghubungkan saraf pusat dengan alat-alat tubuh tertentu, seperti kulit, mata, telinga, dan hidung. Berdasarkan asalnya, saraf tepi dibedakan menjadi dua macam, yaitu saraf otak dan saraf tulang belakang. Saraf otak terdiri atas 12 pasang saraf dan otak menuju ke alat-alat indra otot dan kelenjar. Saraf otak tersebut merupakan saraf sensorik, saraf motonik, atau saraf campuran. Pasangan saraf yang berupa saraf sensorik, antara lain berasal dari indra pencium menuju ke pusat saraf pencium, dan indra pendengar menuju ke pusat saraf pendengar, dan indra pengecap menuju ke pusat sarafpengecap di otak. Pasangan saraf yang berupa sarafmotorik, antara lain yang menuju otot penggerak mata dan bawah lidah. Pasangan saraf yang lain bersifat campuran, artinya terdiri atas saraf motorik dan saraf sensorik, antaralain yang menuju wajah.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang. Semua keluar dan sela- sela ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian tubuh, antara lain kaki.  Semua saraf sumsum tulang belakang merupakan saraf campuran, yaitu terdiri atas saraf motorik dan saraf sensorik. Semua saraf sensorik masuk ke sumsum tulang belakang melalui akar dorsal dan semua saraf motorik keluar dan sumsum tulang belakang melalui akar ventral.

Sistem Saraf Otonom


Sistem saraf otonom disebut juga sistem saraf tak sadar karena sistem saraf ini mengendalikan aktivitas tubñh yang tidak disadari, antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi enzim. Sistem saraf otonom terdiri atas saraf sensorik dan saraf motorik yang terdapat di antara sistem saraf pusat dan berbagai alat dalam tubuh, misalnya jantung, usus, dan kelenjar-kelenjar. Sistem saraf otonom dibedakan menj adi sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.  Kedua sistem tersebut berasal dan otak dan sumsum tulang belakang, kemudian menuju ke efektor yang sama. Meskipun begitu, kedua sistem saraf itu memiliki pengaruh kerja yang saling berlawanan atau bersifat antagonis.

Cara kerja saraf yang berlawanan seperti itu bertujuan agar proses di dalam tubuh berjalan dengan seimbang. Sebagai contoh dalam hal pengaturan jantung, saraf simpatik mempercepat detak jantung, sedangkan saraf parasimpatik memperlambat detak jantung. Dengan demikian, detak jantung akan tetap normal. Sistem saraf simpatik dan parasimpatik mengandung sebuah neuron preganglion dan neuron postganglion. Efek antagonis pada dua sistem saraf itu merupakan akibat dan perbedaan transmiter kimia yang dihasilkan di ujung saraf. Semua serabut preganglion dan kedua sistei saraf menghasilkan asetilkolin. Akan tetapi, ujung saraf serabut postganglion dan sistem saraf simpatik umumnya menyekresikan noradrenalin, sedangkan ujung saraf serabut postganglion dan sistem saraf parasimpatik umumnya mengeluarkan asetilkolin.

Kesimpulan :
Sistem saraf tepi terbagi menjadi sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasan saraf otak (kranial) dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (spinal). Sistem saraf otonom dibedakan menjadi sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

Gerak Refleks dan Gerak Biasa


Gerak refleks adalah tindakan yang timbul tiba-tiba, tidak dapat dicegah, dan berlangsung tanpa disadari. Gerak refleks dimulai dan datangnya impuls saraf yang diterima oleh reseptor, rnisalnya kulit, kemudian disampaikan ke saraf sensorik. Impuls dan saraf sensorik terus bergerak menujii ke saraf penghubung yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang. Selanjutnya, impuls saraf diteruskan ke saraf motorik yang akan menyampaikan perintah ke efektor, yaitu otot, untuk melakukan gerak. Gerak yang terjadi secara refleks tidak kita sadari karena berlangsung tanpa melalui pengolahan informasi oleh otak. Gerak refleks merupakan tanggapan terhadap suatu rangsang atau impuls agar fungsi normal tubuh tetap terjaga.

Gerak refleks berleda dengan gerak biasa. Proses terjadinya gerak biasa dimulai dan datangnya impuls saraf yang diterima oleh reseptor, yaitu indra. Pada indra terdapat ujung-ujung saraf sensorik yang menerima impuls saraf tersebut dan membawanya ke otak untuk diolah. Hasil pengolahannya berupa pesan atau perintah yang dikirimkan melalui saraf motorik ke efektor, yaitu otot atau kelenjar.

Kesimpulan:
Macam Gerak :
    a. Gerak Biasa : impuls – reseptor – saraf sensoris – otak – saraf motoris – efektor
    b. Gerak Refleks : impuls – reseptor – saraf sensoris – konektor (Sumsum Tulang Belakang)  – saraf motoris – efektor.

Contoh Gangguan/Penyakit Pada Sistem Saraf


Berikut ini beberapa contoh penyakit/gangguan pada sistem saraf manusia:

1. Encephalitis
Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak) dan itis (peradangan)) adalah peradangan otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan pula struktur terkait lainnya. encephalomyelitis adalah peradangan otak dan sumsum tulang belakang, dan meningoencephalitis adalah peradangan otak dan “meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab encephalitis paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat kimia seperti timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.

2. Stroke
Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya secara drastis aliran darah ke suatu bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak. Keadaan ini berdampak antara lain kelumpuhan sementara atau menetap pada satu atau kedua sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau makan, dan lenyapnya koordinasi otot. Merokok, kolestrol tinggi, diabetes, penuaan, dan kelainan turunan adalah faktor utama penyebab stroke.

3. Alzheimer
Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk, kehilangan ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir, dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil. Penderita cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap fungsi tubuh.

4. Gegar Otak
Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala, pusing, dan mual.

5. Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2 menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau kekurangtanggapan.

6. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.

7. Afasia
Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.

8. Dementia
Kemunduran kapasitas intelektual – yang kronis dan biasanya kian memburuk – yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas dan penyusutan jaringan otak. Dementia paling biasa terjadi di kalangan lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia. Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula tampak sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika memburuk, lingkup kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak lagi ingat akan keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar sekalipun.

Baca juga:
Pengertian Sistem Saraf Otonom Lengkap Macam-Macam dan Fungsinya

Demikianlah pembahasan tentang sistem saraf pada manusia lengkap dengan fungsi, komponen, bagian, susunan dan gangguan pada sistem saraf. Semoga bermanfaat.
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+